KEDIRI - Pertandingan sepakbola, benar-benar menjadi ajang judi
yang meluas. Termasuk Piala Champion yang sekarang sedang bergulir.
Slamet, 32, warga Desa Tawang, Kecamatan Wates, ditangkap polisi karena
diduga terlibat perjudian bola. Kini dia meringkuk di tahanan Mapolres
Kediri.

Bagi Slamet, Piala Champion yang sedang berlangsung
kemarin, seharusnya menjadi ladang rezeki. Masuknya 4 tim Inggris di
perempat final Champion, membuatnya bisa menang besar. Sebab banyak
penjudi yang tombok kepadanya yang seharusnya menang karena
mengunggulkan tim-tim Inggris tersebut dalam taruhan.

Sayang
pengepul para penompok judi pertandingan bola itu keburu dicokok polisi
sebelum menikmati hasil usahanya. "Banyak sekali yang megang tim-tim
Inggris, termasuk Chelsea. Tapi saya keburu ditangkap," kata Slamet
usai dimankan anggota Polres Kediri kemarin.

Slamet yang sehari-hari penjual sate itu adalah 'tukang banyu'
atau perantara antara penombok judi bola. Dia mempertemukan para
penjudi yang saling bertaruh untuk tim kesayangannya masing-masing. "Ya
(penomboknya, red) dari tetangga-tetangga sekitar dan kenalan,"
jelasnya saat diperiksa penyidik kemarin.

Modus perjudian yang
didalangi penjual sate kambing itu mirip dengan cara membeli kupon
togel. Para penjudi yang datang ke warungnya menuliskan tim yang akan
ditomboki sebelum pertandingan digelar. Penulisan dilakukan di kertas
kecil disertai dengan jumlah tombokan. Mulai dari Liverpool, Chelsea,
Inter Milan dan sebagainya. "Kecil-kecil Pak tomboknya, paling Rp 10
ribu sampai Rp 20 ribu per orang," dalih pria yang masih membujang itu
kepada polisi yang memeriksanya.

Menurut Slamet, dia menjalankan
usaha judi bola itu sejak sekitar 3 bulan lalu. Dalam seminggu, dia
mengaku setidaknya 2 hari melayani tombokan, yakni Sabtu dan Minggu.
Saat banyak liga di seluruh dunia dimainkan, termasuk Liga Indonesia
hingga Liga Belanda. "Liga Indonesia juga banyak yang tombok,"
tandasnya.

Saat Liga Champion dimainkan hari tombokannya
tambah Selasa dan Rabu. Soal penghasilan, Slamet mengaku mendapatkan
komisi 10 persen. "Dari penombok yang menang 5 persen, dari bandarnya 5
persen," jelas pria lulusan SMP itu.

Omzet judi yang dilakukan
Slamet terbilang besar. Sebab saat diamankan dia telah menerima uang Rp
150 ribu. "Padahal saat ditangkap baru beberapa menit buka," ujar
Kapolres Kediri AKBP Benyamin melalui Kasat Reskrim AKP Didit
Prihantoro.

Slamet ditangkap sore hari sebelum pertandingan
antara Chelsea versus Juventus digelar sekitar pukul 21.00. "Kami masih
memburu bandarnya," tandas Didit.

Indah wrote:

oalah mas budhhh..tanggane dewe tah..untung aku belum jadi warga tawang hehe..nti penen ikut nglundungan bola ehhehhehh

Yoben to nduk2..hahahah:D